Malam itu adalah malam
naas bagiku, malampemerkosaan yang
sungguh keji. Cerita yang kualami
karena aku diperkosa oleh penjahat-penjahat itu. Tapi tak apalah orang penisnya
aja gedhe banget daripada milik suamiku. hehehe.
Langsung aja deh cerita seks
pemerkosaan yang kualami ini kuceritakan,
walaupun perih jika mengingatnya.
“Maaf sebelumnya bu”, bukan maksud kami untuk
mengungkit kembali pengalaman buruk yang ibu alami, tapi terapi hipnotis ini
dapat membantu kesembuhan ibu, ujar dr. Rina, psikiater yang menangani depresi
dan trauma berat yang aku alami. Ayo lah, ma, kata suamiku memberiku semangat
sambil menggenggam tanganku. Aku mengangguk menyerah dan segera menuju kursi
pasien. Setelah mengikuti beberapa perintah dari dr. Rina , aku tertidur dan
segera seolah-olah raga dan pikiranku kembali kepada kilasan-kilasan peristiwa
malam jahanam itu.
Malam itu kami lewati
seperti sebelumnya. Baru saja aku menemani anakku ima, siswa kelas 3 sd belajar
sampai akhirnya ia terlelap. Usai meninggalkan kamar anakku aku segera menuju
kamar tidurku di mana suamiku sudah berada di atas ranjang menatapku dengan
genit tanda minta jatah. Kami lalu bercumbu dan bercinta dengan mesranya sampai
akhirnya kami terlelap. Aku tersentak bangun mendengar suara setengah membentak
dan merasakan benda dingin menempel di tenggorokanku,bangun, jangan berteriak
atau kami bunuh, suara laki-laki bercadar membuatku gemetar panik,apalagi
setelah melirik suamiku yang tak mampu berbuat apa-apa karena mendapat ancaman
yang sama denganku, sebilah celurit menempel di lehernya dari tangan seorang
lellaki lain yang juga bercadar ."Babaik, tttapijangan lukai istri dan anakku",
ujar suamiku terbata-bata. Kami lalu di perintahkan keluar kamar menuju ruang
tengah yang berjarak kira-kira 7 meter dari kamar kami dan betapa terkejutnya
aku ketika di sana melihat kedua anakku tengah duduk ketakutan dikawal dua orang
lain anggota kawanan penjahat yang masih mengalungkan celuritnya di leherku dan
leher suami. Duduk, perintah salah seorang kawanan yang mengancamku. Lalu
mereka mengikat tangan suami dan anakku kemudian menempelkan lakban di mulut
mereka. Sementara aku dibiarkan apa adanya.
Pria yang masih
menempelkan celuritnya di leherku menarik lenganku dengan kasar lalu berkata ,
tunjukan di mana kamu simpan uang dan perhiasan, sekali lagi jangan
macam-macam! bentaknya sambil mendorongku berjalan kearah kamar tidurku sementara
3 orang rekannya masih menunggui suami dan anakku.Sesampainya di dalam, dengan
gemetar kubuka lemari pakaianku dan menyerahkan kotak perhiasan ku kepadanya.”Cuma
segini? mana yang lain?” tanyanya,”mamaaf pak, hanya itu yang saya punya ini anting
saya dan cincin silahkan ambil”, jawabku sambil melepaskan anting dan cincin
kawinku, apa boleh buat.”uangmana uang?”, bentak si perampok . Dengan
tergesa-gesa segera kuserahkan sebuah amplop dari balik tumpukan pakaian .”Hanya
2 juta?mana yang lain?jangan buat saya kesal!” bentak si perampok kepadaku
sambil menatapku tajam. Dengan menangis terisak aku berkata,”mmaafpak, hanya
itu yang kami punya..kami bukan orang kayasuami saya Cuma”.” Ahh sudahsudah,
saya gak mau tahu” bentaknya memotong perkataanku sambil menghempaskan tubuhku
dengan kuat ke dinding kamar, tangannya yang kuat mencekik leherku sementara
tangannya yang lain menyelipkan celurit di belakang punggungnya.”ampun pak memang
Cuma itu yang kami punya, bapak bisa ambil barang elektronik atau motor suami
saya” kataku terbata-bata karena takut dan sesak nafas akibat cekikannya.
“Bagaimana kalo saya
ambil ini saja”, jawabnya sambil sebelah tangannya hinggap tepat di salah satu
payudara dan meremas-remasnya kasar. “jangan..pak” ujarku lirih sambil
menangis. “jangan sok jual mahal, atau suami dan anakmu aku habisi”, ancamnya
padaku. Lututku serasa tak mampu lagi menopang tubuhku mendengar ancamannya, apalagi
merasakan tangan kasarnya mengusap-usap selangkanganku. “jangan pak,tolong,
saya lagi mens pak”, ujarku berdalih. Namun ia tidak mau begitu saja
mempercayai tipuanku, segera tangannya menyingkap dasterku , tanpa ragu
tangannya menyelinap dibalik celana dalamku,”o..o..o, mau menipu rupanya,eh,
basah lagi, apa ini?”, ucapnya seraya mendekatkan dua jarinya yang baru saja
menyentuh kehormatanku ke hidungnya ,”oohh, habis bersetubuh dengan suamimu
ya?..ha..ha..ha!?”, tawanya sinis usai mencium jemarinya.
Aku merasa seolah
sudah tak bernafas lagi dan pasrah manakala upayaku membodohinya gagal.”Baik
manis, kamu telah membuat kesalahan besar, sekarang mari kita lihat, mana yang
lebih perkasa..aku atau suamimu yang lemah itu”, prekk, suara robekan celana
dalamku menutup ucapannya. Dan aku hanya bisa menangis terpejam sambil
menggigit bibir merasakan jari jemarinya merogoh-rogoh rongga vaginaku dengan
liar, menjambak-jambak rambut kemaluanku, sambil mulutnya menciumi wajah dan
bibirku. Aku sangat jijik namun tak mampu berbuat apa-apa selain merintih
kesakitan, sakit secara psikis dan fisik. Kemudian tangannya berhenti
menyentuhku, namun dalam terpejam aku tahu kalau ia tengah melepaskan
celananya. “Pegang!”, perintahnya sambil mengarahkan tanganku kearah
selangkangannya dan segera kudapati daging panjang besar dan telah mengeras,
namun segera kulepaskan. “Pegang bodoh, dan buka matamu”, bentaknya lagi sambil
menampar wajahku, “ahhh”, aku berteriak kesakitan diiringi rasa terintimidasi
yang teramat sangat. Mataku membuka namun tidak menunjukan keterkejutanku
melihat betapa besarnya batang penis lelaki yang tengah menguasaiku itu. Jauh
jika dibandingkan milik suamiku. Namun rasa takut yang mendera tak membuatku
bergairah.
Dengan penuh rasa
takut kembali tanganku menggenggam alat vitalnya dan tanpa perintah mulai
mengocok-ngocoknya pelan,yahbagus begitu, katanya ditengah deru nafasnya yang
semakin mendengus kencang.”Hisap!”, perintahnya sembari menjambak rambutku,
menariknya ke bawah agar aku berlutut. Segera kucium aroma khas kelelakiannya
di samping bau apek celananya, dan kali ini, tanpa membantah lagi segera
kumasukan kontol perampok tersebut ke mulutku meski dengan amat terpaksa, lalu
mulai mengulumnya walau rasanya mulutku tidak cukup besar untuk
menampungnya.tatap aku, perintah sang perampok sesaat setelah tangannya yang
masih menjambak rambutku mendongakan kepalaku. Tatapan matanya begitu kejam dan
penuh berahi menatap wajahku dimana separuh batang kemaluannya tertelan dalam
mulutku. Tangannya menarik kepalaku depan belakang sehingga penis tegangnya
keluar masuk rongga mulutku dan acapkali membuatku tersedak. Kurasakan cairan
asin mulai membanjiri lidahku. Perasaan jijik mengaliri setiap jaringan
syarafku menyadari aku tengah disetubuhi lewat mulut oleh pria asing yang tak
kukenal. Beberapa menit kemudian si perampok berkata, “cukup!” dan sedetik
kemudian kurasakan kepalaku di tarik ke atas.
Dengan buas kembali si
perampok menciumi wajahku dan mengorek-ngorek liang senggamaku, teror
mengerikan ini kembali menderaku membuatku kembali menangis, dandengan
tiba-tiba si perampok setengah menunduk menyelipkan kedua tangannya ke belakang
dua lututku laluhap, tubuhku terangkat dengan posisi mengangkang dengan
punggung merapat ke tembok..lalu jlebbb!! dengan tersendat batang kontol sang
perampok amblas ke dalam vaginaku seiring suara jeritan kesakitanku,”aaahhhhhhh..,”.
Tanpa pri kemanusian si pria bercadar dengan kekuatan tenaganya yang luar biasa
menghentak-hentakan tubuh sebelah bawahnya kearah selangkanganku .
Tubuhku yang
tergantung dalam gendongannya berguncang-guncang hebat, dan hanya jeritan yang
bisa kukeluarkan saat menerima tusukan-tusukan keji kontolnya ke lubang
peranakanku. Keringat sebesar-besar jagung bercucuran membasahi sekujur tubuh
kami berdua Maafkan aku suamiku, aku telah ternoda, hatiku membathin perih.
Apakah suamiku dan anakku tahu?apakah mereka mendengar jeritanku?pikiranku
berkecamuk. Sampai akhirnya sang perampok mengerang lalu kurasakan
semburan-semburan cairan panas membanjiri vulvaku, “oussshhhh.nikmaattttss”,
erangnya berkali-kali sampai beberapa menit kemudian ia menurunkan tubuhku. Aku
langsung terduduk lemas dan segera mendekap kedua lututku, menahan sakit lalu
menangis tersedu-sedu. Sang perampok dengan perasaan tanpa berdosa mengenakan
lagi celananya seraya berkata, “memekmu masih sempit,pantes suamimu sayang
banget sama kamu, sekarang mana yang lebih perkasa,aku atau suamimu?ha..ha,,ha”
tawa kecilnya mengakhiri perkataannya yang amat melecehkanku.
“Gimana bos, kok lama
sekali?”, salah seorang rekan perampok masuk sambil bertanya kepada ketua
kelompoknya yang baru saja menggauliku paksa. Ia menepuk-nepuk kotak perhiasan
dan amplop yang di pegangnya dan dengan memberi isyarat melirik sambil
menyeringai ke arahku lalu berjalan keluar kamar. Sang perampok yang baru masuk
mengangguk sambil tertawa kecil penuh arti kemudian menatap tajam ke arahku.
Not again, pikirku kalut ketika perampok kedua tanpa basa-basi menjambak
rambutku dan mencengkeram leherku seraya menyuruhku berdiri.” jangan..pak, saya
sakit pak”, aku memohon sambil menangis namun ia tak peduli . Ia memutar
tubuhku sehingga aku membelakanginya, tangannya memelintir sebelah tanganku
sambil tangannya yang lain menjambak rambutku hingga kepalaku terdongak.Ia
mendorongku kearah meja rias, menekan leherku hingga wajahku menempel di atas
permukaan meja dan. Hal yang paling aku takuti kembali menderaku. Ia
menyingkapkan rokku ke atas sehingga tubuh sebelah bawahku yang tak berpenutup
apa-apa tersingkap, kemudian kudengar bunyi resliting ditarik, namun sebelum
menyenggamaiku ia melap vaginaku yang berlumuran sperma kepala perampok tadi
dengan ujung dasterku lalujlebbkembali tubuh molekku dimasuki benda asing secara
paksa.
Dengan ganas ia
memaju-mundurkan pinggulnya dan suara berkecipak akibat gesekan dua daging
terdengar nyaring di saentero kamar. Aku kembali hanya bisa pasrah dan menangis
merintih-rintih merasakan lubang memekku serasa di sayat-sayat. Sesekali aku
menjerit pilu manakala tangan jahil pemerkosa kedua ini menerobos lubang
anusku. Namun jeritan dan rintihanku justru semakin memacu semangatnya sehingga
meja rias itu bergoyang-goyang keras menimbulkan suara berisik seiring
hentakan-hentakan liar tubuhnya di belakang pantatku. Nafasnya menderu-deru
hebat dan kini payudaraku menjadi sasaran remasan tangannya manakala kedua
tangannya menyusup melalui lengan dasterku yang memang sangat pendek.
Segera telapak
tangannya menyusup ke balik bh lalu meremas-remas dengan kekuatan penuh dan
memelintir putingnya , sungguh sangat sakit kurasakan.lama sekali siksaan ini
berlangsung sampai akhirnya 15 menit kemudian si perampok menjambak rambut
kuat-kuat dan menariknya kebelakang sehingga bukan kepalaku saja yang tengadah
tapi seluruh bagian atas tubuhku, lalu pantatnya dihujamkan kuat-kuat ke depan dan..srrrrrsrrrrrsrrrrr..kembali
kurasakan semprotan-semprotan air mani hangat yang sangat banyak di liang
senggamaku. Ia masih mengerang sambil menjambak rambutku sampai akhirnya
tubuhnya tak lagi menegang tanda usai orgasmenya . Aku sendiri nyaris pingsan
menghadapi tragedi paling memilukan dalam hidupku.
Usai merapikan
pakaiannya ia mendorongku keluar kamar. Dengan langkah gontai dan sambil
menangis aku berjalan keluar kamar. Kepalaku tertunduk tak berani menatap wajah
suami dan anakku yang tengah disandera . Setibanya di hadapan orang-orang yang
kukasihi aku segera terduduk lemas sambil menangis. Melihat cara jalanku yang
aneh dan pakaianku yang agak tersingkap, aku yakin suamiku tahu bahwa aku telah
diperkosa habis-habisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar