Rabu, 06 Agustus 2014

PERKOSAAN SAFIRA AKIBAT GOYANG GOBAN

Ilustrasi : Aan dan Safira, sepasang kekasih yang memadu kasih didalam mobil


Malam itu, Safira sedang berdua dengan pacarnya, Aan. Kedua meluncur ke sebuah daerah pinggiran di kota S. Daerah itu dikenal dengan sebutan "goyang goban". Disana tempatnya luas, lapang tetapi gelap. Oleh karena itulah banyak dimanfaatkan oleh kalangan muda-mudi untuk menyalurkan hasrat seksual mereka secara darurat. Cukup dengan membayar goban (lima puluh ribu rupiah), sepasang muda-mudi bisa segera “crot”. Tinggal memilih lokasinya saja. Tetapi tentu aktifitasnya didalam mobil, karena daerah itu sebenarnya adalah tanah lapang.
"Malam, bang.", sapa Aan saat memasuki daerah itu. Beberapa orang yang sedang asyik merokok dan ngopi memandang dia. Lalu salah seorang berdiri dan mendekat ke mobil Panther tersebut.
Tanpa banyak bicara Aan segera menyodorkan selembar uang lima puluh ribu rupiah ke preman tersebut. Sambil menghisap rokoknya, pemuda tanggung dengan tubuh yang agak kurus itu melongok kedalam mobil.
"Agak rame lho. Jadi pilih yang dalam aja.". Ujarnya.
"Ceweknya mas?", tanyanya sambil mengantongi uang goban itu. Aan mengangguk.
"Cakep mas.", ujarnya lagi. Aan tersenyum kecil. Dia lalu segera menjalankan
mobilnya masuk ke daerah "telarang" itu. Melalui kaca spion mobilnya, Aan dapat melihat preman tadi tertawa-tawa dengan teman-temannya sambil menunjuk kearah mobilnya.
Benar juga. Sudah ada beberapa mobil yang terparkir rapi ditempat itu. Karena lampu depannya masih menyala, secara sepintas Aan dapat melihat beberapa adegan panas didalam mobil yang pas kena sorot lampunya. Ada yang sedang mem-blow job cowoknya, ada juga cewek yang sedang disetubuhi cowoknya. Pemandangan yang semakin menggairahkan Aan tentunya. Tetapi dia tidak berani secara terang- terangan menyorot mobil-mobil tersebut. Bisa-bisa digebukin ama preman yang
jaga disana.
Tak lama kemudian, dia mendapat lokasi yang bagus. Didepannya banyak berjejer pohon sono yang rindang. Aan lalu mematikan mesin mobilnya dan membuka sedikit jendelanya agar ada udara segar yang masuk.
"Yuk, say.", ujar Aan dengan genit. Safira cuman tersenyum lalu mencium kekasihnya
dengan mesra. Keduanya lalu pindah ke kursi belakang, karena lebih luas.
Setelah itu, Aan dengan segera menciumi Safira dengan penuh nafsu. Sudah sekitar 1 bulan ini dia tidak menikmati tubuh pacarnya, karena Safira lagi ujian akhir semester. Jadi nafsunya sudah sangat bergolak. Safira balas menciumi kekasihnya itu. Tangan Aan tidak lupa meremas-remas dengan cepat payudara Safira yang menonjol dibalik kaus ketatnya itu. Sudah beberapa menit mereka berciuman. Aan lalu meraba-raba paha Safira yang mulus itu dan mulai bergerilya masuk kedalam. Safira memejamkan mata, merasakan geli sekaligus nikmat, saat jemari Aan menggosok celana dalamnya dan lalu menusukkan jarinya kedalam vaginanya.
"Ah...", erang Safira. Aan terus menciumi leher Safira sambil jarinya merogoh masuk
kedalam vagina Safira dan mengkocoknya dengan cepat. Vagina itu terasa semakin
basah dan hangat.
"Enak say?", ujar Aan sambil terus melumat leher Safira. Sang cewek cuman mengangguk lemah saja, menikmati rangsangan yang diberikan pacarnya itu. Pada saat sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobilnya. Sontak hal ini membuat Aan dan Safira kaget. Dengan perlahan Aan membuka kaca jendelanya lalu melongok keluar.
"Mas. Buka pintunya sebentar.", ujar salah seorang preman yang mendekat tFaizal. Aan memandangi sekitarnya. Karena gelap, dia tidak dapat melihat dengan jelas. Namun yang pasti, ada 3 orang yang sedang mengerumuni mobil mereka. Merasa gelagat yang kurang enak, Aan berusaha menutup kaca jendela dan berniat untuk kabur. Namun salah seorang preman tersebut menyadari rencana Aan dan segera melayangkan tinjunya. Plak ! Aan terguling didalam mobil. Safira berteriak tertahan. Dengan
cepat, preman tersebut memasukkan tangannya kedalam mobil melalui jendela yang terbuka dan membuka kunci pintunya.
Singkat cerita, mereka membawa Safira dan Aan ke sebuah gubuk bambu yang letaknya tidak jauh dari lokasi mereka memparkir mobil. Gubuk itu hanya diterangi oleh lampu petromaks, ukurannya tidak terlalu besar. Didalamnya ada sebuah kasur yang sudah butut. Salah seorang preman itu lalu menohok perut Aan dan melemparnya ke lantai. Fiaz mengerang kesakitan. Safira cuman bisa gemetar sambil menutup mulutnya.
"Hehe...punya cewek cantik cuman mau dinikmati sendiri. Enak aja.", ujar Faizal, salah seorang preman itu. Kedua preman yang lain tertawa mendengarnya.
Salah seorang diantara mereka sedang memegang botol bir yang tinggal sedikit.
Hm...lagi mabuk rupanya.
Faizal lalu mendekati Aan dan melucuti seluruh pakaiannya. Setelah itu, dia membuang pakaian itu ke luar gubuk, mengikat Aan dan meninggalkan Aan yang sedang kesakitan dalam keadaan telanjang.
Ketiga preman itu lalu berbalik dan memandangi Safira yang sedang berdiri ketakutan.
"Wow...nonik ini cantik sekali. Putih dan seksi lagi.", goda Supraz.
Safira cuman diam sambil menangis sesenggukan. Dia melihat Supraz memandangi dirinya kayak belum pernah liat cewek sebelumnya. Tiba-tiba timbul penyesalan didalam dirinya. Ngapain juga pake baju seksi. Safira memakai kaus tanktop putih tipis yang ketat, dengan BH hitam. Ditambah rok mini jeans kesukaannya.
Supraz lalu mendekat dan mulai meraba-raba tubuhnya. Dengan cepat Safira menepis tangan itu. Ketiga preman itu cuman tertawa melihatnya. Lalu tiba-tiba Supraz memeluk Safira dari belakang dan langsung meremas-remas payudara Safira.
"Aduh...sakit. Lepaskan...Jangan mas...jangan...", ujar Safira memelas. Air matanya menetes dengan deras. Dia tidak rela tubuhnya disentuh oleh preman-preman ini. Tetapi dia tak mampu melawan. Supraz nampak merem-melek meremasi payudara Safira yang seksi itu.
"Oh...uenak banget. yeah...", ujarnya sambil menggesek-gesekkan penisnya ke
pantat Safira. Faizal tidak tinggal diam. Dia juga mendekat lalu menarik Safira dari Supraz. Dengan buas dia lalu menciumi bibir Safira yang tipis dibalut lipstik pink itu.
"Oh...ga mau......ga mau....", pintanya memelas. Tetapi dia tidak mampu melawan. Preman yang satunya lagi, si Ferdy, nampak sudah melepas seluruh pakaiannya dan mulai mengkocok penisnya sendiri, melihat kedua temannya mengerjai Cewek cantik itu. Karena sang korban masih melawan, Supraz dengan kesal mengeluarkan gobang dari balik bajunya dan menempelkannya ke leher Safira.
"Loe bisa diam kagak? Mau gue gorok kayak sapi ya?", ancamnya serius. Safira cuman menggelengkan kepala sambil menangis. "Haha...udah deh non. Kamu diam aja. Ok? Ga apa-apa kok. Kami cuman pengen coba aja. Masa seumur hidup kagak pernah? Cowokmu kan sama dengan kita, tapi dia
pernah. Masa kita kagak boleh?". Sahutnya lagi.
"Mau kan non?", tanya Supraz lagi. Safira menggeleng dengan lemah. Supraz lalu menempelkan lebih keras gobangnya. "Mau ngga? Aku gorok sekarang.", ancamnya sambil pelan-pelan menggeserkan goroknya dileher Safira. Safira merasa ancaman si Supraz ini nggak main-main. Jadi dia cuman pasrah aja, sambil menangis sesenggukan.
"Nah...gitu donk non. Sip.", ujar Faizal sambil melepas seluruh pakaiannya, yang kemudian diikuti oleh Supraz. Safira diam saja sambil menutup matanya. Dia tidak menyangka hal seperti ini bakal dialaminya.
Supraz lalu mendekati Safira dari belakang dan kembali meremasi payudara Cewek itu dengan gemas. Safira mengeritkan dahi, menahan sakit.
"Duh...sakit mas.", ujar Safira tetapi tidak digubris oleh Supraz yang terus meremas payudaranya sambil merem-melek keenakan. Faizal lalu menyuruh Supraz berhenti dan dia lalu mengangkat tanktop putih ketat
Safira sehingga tampaklah payudara Safira yang indah, terbungkus oleh BH hitam transparan berenda.
"Bujubuset. Asyik banget dadamu, moy.", ujar Faizal kegirangan. Supraz lalu menciumi punggung Safira dengan buas, sedang Faizal langsung menyergap kedua bukit kembar itu dengan sama buasnya. Safira merasa kesakitan.
Tak sabar, Faizal lalu mengangkat cup BH hitam Safira. "Wuah....seksi banget.". Putih Safira yang merah muda terlihat menonjol di ujung payudaranya yang berukuran 34B. Dia lalu dengan buas menyedot puting payudara Safira sambil tangannya yang lain memilin puting satunya. Safira mengerang.
Dia mulai merasakan sedikit getaran kenikmatan saat putingnya disedot dengan kasar oleh Faizal. Supraz lalu berdiri didepan Safira, bersebelahan dengan Faizal. Lalu keduanya dengan rakus menyedot dan melumat kedua payudara Safira secara bergantian. Faizal terkadang memainkan lidahnya di daerah puting Safira, sedang Supraz terus menetek dengan ganas. Payudara indah yang putih mulus itu sekarang penuh dengan air liur kedua preman itu. Safira mengerang semakin jelas. Entah, menurut ceritanya, dia mulai merasakan kenikmatan saat payudaranya dinikmati oleh preman tersebut. Sambil terus menetek, Supraz mulai menarik resleting rok jeans Safira dan melepasnya.
Mereka lalu berhenti menyedot puting Safira dan melihat pemandangan seksi dibawahnya. Mereka melihat sebuah CD hitam transparan yang berenda juga, menutup lubang vagina Safira. Mata kedua preman itu takjub. Safira cuman pasrah saja. Dia memandangi gubuk itu dan melihat si Ferdy masih mengkocok penisnya perlahan. "Uh...Seksi banget non.", ujar Supraz. Dia lalu menarik Safira keatas kasur butut itu dan menidurkannya terlentang. Faizal lalu dengan cepat menciumi daerah paha kanan
Safira, sedangkan Supraz dengan asyiknya menciumi dan menjilati belahan vagina Safira yang masih tertutup CD hitam transparan tersebut. Jarinya tak lupa memilin-milin puting payudara Safira.
"Uh...ah...", erang Safira. Tak bisa dipungkiri, walaupun dia dalam kondisi diperkosa, Safira merasakan getaran kenikmatan seksual yang semakin tinggi. "Haha...Konak juga loe ya non...Dibilang apa.", goda Faizal. Safira diam saja sambil memejamkan mata, membiarkan dirinya dinikmati oleh preman tersebut. Supraz lalu melorot CD hitam tersebut. Wow...Terlihat sebuah vagina yang GUNDUL ! Tercukur rapi. "Wah...Non rupanya ga suka ada bulunya ya...", goda Supraz lagi. Dia lalu dengan cepat memainkan lidahnya didalam belahan vagina Safira yang semakin becek itu.
Lalu, Faizal segera memberi isyarat kepada Supraz untuk mulai. Supraz lalu berdiri. Faizal memposisikan Safira supaya lebih enak disetubuhi. Dengan cepat dia menindih Cewek cantik itu dan memposisikan penisnya divagina Safira. "Duh...aku ga mau bang. Jangan bang...", ujar Safira perlahan. Faizal cuman menyeringai
saja. Dia lalu memposisikan penisnya dan menusuknya dengan cepat kedalam vagina Safira.
"Oooooooo...uenaknya. Becek uhh...", teriak Faizal saat penisnya menembus vagina Safira.
"Aduh...bang. Sakit... !", teriak Safira kesakitan. Bibir vaginanya melesak kedalam saat penis Faizal menusuknya. Penis Faizal memang cukup besar, sehingga "merepotkan" vagina Safira didalam menerimanya.
Faizal lalu terus menghunjamkan penisnya yang besar itu dan mengkocoknya dengan ganas. Safira cuman bisa menangis kesakitan, sedang Faizal merem melek menahan nikmatnya menyetubuhi Cewek itu. Payudara Safira yang putih terguncang kedepan dan kebelakang, mengikuti irama persetubuhan Faizal yang kasar. Selama beberapa menit Faizal menyetubuhi Cewek ini. Erangan kesakitan dan tangis Safira
tidak mengurangi gairah ketiga preman itu. Justru hal ini membuat mereka semakin bergairah.
"Uh...enak man....enak man...". Tak lama kemudian, Faizal mengalami orgasme. Dengan menjambak rambut Safira, dia menyemprotkan spermanya didalam vagina Safira. Dia lalu kelojotan selama beberapa
detik dan lalu rebah kecapaian diatas Safira. Dia lalu mencabut penisnya dan terlihat sedikit lelehan spermanya keluar melalui belahan vagina Safira. Safira menangis memegangi vaginanya yang terasa sakit dan ngilu. Faizal tertawa melihatnya, "Giliranmu, Praz. Gile. Enak banget.". Supraz lalu menarik dengan kasar lengan Safira keatas sehingga memperlihatkan ketiaknya yang putih. Supraz dengan gemas menciumi ketiak Safira dan menjilatnya penuh nafsu.
"Uh...sip.", ujarnya.
Dia lalu memposisikan penisnya dan bersiap untuk memperkosa Safira.
"Aduh...sakit bang. Jangan ya bang...", pinta Safira memelas. Supraz tidak menggubrisnya, dan dengan sebuah hunjaman yang dalam, dia menusukkan penisnya kevagina Safira.
"Ahhhhhhh.........", teriak Supraz keenakan.
"Aduh...bang ! sakiiiiit !", teriak Safira kesakitan. Penis Supraz katanya berukuran lebih besar ketimbang Faizal, sehingga bibir Safira semakin melesak kedalam saat dikocok. Untung ada tambahan pelumas, yaitu sperma dari Faizal. Kalo nggak, bakal pingsan dah Safira.
Supraz lalu memegang kedua pinggang Safira dan menariknya ke depan dan belakang. Dia mengkocok penisnya yang besar itu didalam vagina Safira.
"Oh...ya....sip...uh...", erang Supraz keenakan. Safira cuman kembali menangis merasakan sakit di vaginanya.
"Uh...Him, Ferdy. Sumpel mulutnya supaya ga nangis melulu.", tukas Supraz sambil terus memperkosa Safira dengan buas. Ferdy yang dari tFaizal udah nunggu jatah dengan segera memasukkan penisnya ke mulut Safira.
"Huek...", Safira sedikit tersedak ketika mulutnya dimasuki penis Ferdy. Uh...Bau.
"Ayo, diemut non.", perintah Ferdy. Safira cuman bisa pasrah. Sambil melelehkan air mata, dia emut penis Ferdy yang hitam besar itu. Ferdy mengerang keenakan. Tangannya tidak diam tetapi meremasi payudara Safira yang indah itu.
"Ah....ah....Aaaaaaaaaaahhhhh". Sekitar 5 menit kemudian Supraz mengalami orgasme.
Dia mengkocok penisnya dengan ganas didalam vagina Safira sambil kelojotan menyemprotkan spermanya kedalam rahim Cewek ini.
Ferdy lalu mendorong Supraz yang kelelahan dan mencabut penisnya dari mulut Safira. Penis hitam berurat itu terlihat licin terlumuri oleh ludah Safira.
"Nah...giliran gue menikmati vaginamu, Moy.", kata Ferdy menyeringai.
"Duh...jangan bang. Sakit...", sekali lagi Safira mengiba.
Ferdy tidak menghiraukan. Dia lalu memposisikan penisnya. Ah, vagina Safira terlihat
memerah. Sedikit bengkak. Terlihat noda merah darah yang keluar bersama-sama dengan lelehan sperma Faizal dan Supraz. Kayaknya mereka menyetubuhi Safira terlalu keras sehingga melukai vaginanya.
Dengan buas pula, Ferdy menusukkan penisnya kedalam vagina Safira. Penis itu nampak mudah sekali masuk. Safira juga tidak terlalu merasakan sakit seperti sebelumnya.
"Wah. Itunya udah ga enak, bang. Udah longgar banget. Brengsek.", Umpat Ferdy, diikuti tawa Faizal dan Supraz yang sedang tiduran kecapaian. Ferdy lalu mencabut penisnya. Safira merasa sedikit lega. Artinya dia ngga bakal tersiksa lagi.
Ferdy lalu menarik lengan Safira dan memangkunya. Dia lalu memasukkan penisnya kedalam vagina Safira dalam posisi duduk. Safira mengerang, kali ini dia merasa enak saat penis Ferdy menembus vaginanya. Entah kenapa. Padahal sebelumnya dia merasa sakit. Ferdy lalu menyedot puting Safira sambil menggenjot vaginanya. Tangannya juga meremasi payudara putih itu denagn penuh nafsu. Safira cuman menggigit bibirnya. Mereka lalu bersetubuh dalam posisi memangku selama beberapa menit. Tak lama kemudian, Safira merasaada getaran aneh merasuki dirinya. Tubuhnya bergetar. Oh my. Dia merasa bakal orgasme ! Tidak mungkin ! Masa dia menikmati pemerkosaan ini. Tetapi tubuhnya berkata
lain. Dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk tidak berteriak. Namun, saat orgasme itu benar menyergap, Safira seakan lupa segala. Sambil berciuman bibir dengan Ferdy, dia berteriak menyambut puncak kenikmatan yang dirasakannya. "Ah......bang....".
Ketiga preman itu langsung tertawa-tawa lebar, mengejek. Safira merasa malu, tetapi memang hal itu tidak bisa dikendalikannya. Ferdy lalu mencabut penisnya dari vagina Safira. "Anumu udah ga enak, non. Longgar.".
Dia lalu memutar posisi Safira tetapi tetap memangkunya sehingga Ferdy memandangi punggung Cewek cantik ini. Dia lalu pelan-pelan memasukkan penisnya yang besar itu kedalam anus Safira.
"Duh...jangan disitu bang. Sakit bang. Sakiittt...Awaaaaaauuuuw !", teriak Safira.
Ferdy dengan cepat menghunjamkan penisnya kedalam anus Safira. "Oh ya...Ini baru enak. Seret. Oh......Ah....", erang Ferdy penuh kenikmatan. Tangannya memegang payudara Aleine yang meremasnya dengan gemas dari belakang, sambil mengkocok penisnya didalam anus Cewek ini.
"aduh....sakit bang....", erang Safira kesakitan. Ferdy cuman merem melek merasakan kenikmatan seksual yang dirasakannya. Tak lama kemudian, dia menyemprotkan sperma
kedalam anus Safira dengan cepat. "Ohh.............". Setelah puas, dia lalu mencabut penisnya dan tiduran kecapaian disamping teman- temannya.
Safira menangis, merasakan sakit di lubang dubur dan di lubang vaginanya. Setetes darah keluar dari anusnya. Beberapa menit kemudian, ketiga preman itu lalu berpakaian. Mereka menyuruh Safira juga segera berpakaian. Dengan menangis sesenggukan, Cewek manis itu mengenakan kembali pakaiannya. Aan disuruh mengambil sendiri pakaiannya. Ketiganya lalu menghilang dibalik kegelapan malam.

1 komentar: